Selasa, 31 Maret 2015

HiIDUPLAH TAHAHKU, HIDUPAH NEGERIKU, BANGSAKU


Marilah Kita Berjanji Indonesia Abadi
Selamatlah Rakyatnya Selamatlah Putranya Pulaunya Lautnya Semuanya
Majulah Negerinya Majulah Pandunya Untuk Indonesia Raya …!!
Ketika mempublikasikan Indonesia Raya tahun 1928, Wage Rudolf Soepratman dengan jelas menuliskan “…Lagu Kebangsaan…” di bawah judul Indonesia Raya. Teks lagu Indonesia Raya dipublikasikan pertama kali oleh surat kabar Sin Po. Setelah dikumandangkan tahun 1928, pemerintah kolonial Hindia Belanda segera melarang penyebutan lagu kebangsaan bagi Indonesia Raya. Meskipun demikian, para pemuda tidak gentar. Mereka ikuti lagu itu dengan mengucapkan “Mulia, Mulia!”, bukan “Merdeka, Merdeka!” pada refrein. Akan tetapi, tetap saja mereka menganggap lagu itu sebagai lagu kebangsaan. Lirik lagu Indonesia diatas adalah official lyric versi tahun 1958.
Dengan mendalami satu per satu dalam setiap bait demi bait sajak lagu Indonesia Raya, kita akan menemukan semangat Cinta Tanah Air yang tinggi dan mulia yang coba ditularkan oleh Wage Rudolf Supratman dan segenap pahlawan perjuangan kemerdekaan Indonesia yang mencita-citakan tegaknya pemerintahan yang berdaulat, berdirinya negara yang dibangun dan dipelihara oleh orang Indonesia asli, oleh anak-anak ibu pertiwi yang siap menjadi pandu bagi ibunya. Lihatlah bagian sajak berupa seruan untuk bersatu, untuk mendoa akan kebahagiaan negeri yang juga merupakan kebahagiaan rakyatnya, dan janji keabadian negeri ini…lagu Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan ibarat lagu pujian, rasa syukur, serta doa yang dikumandangkan segenap rakyat Indonesia kepada Tuhan yang Maha Kuasa, sehingga akhirnya tercapailah kemerdekaan yang didamba-dambakan itu..
Kini, setelah roda waktu menggilas negeri ini, telah 65 tahun sudah Indonesia berusaha mengisi kemerdekaannya.. untaian kata-kata yang memiliki mukzizat dalam mempersatukan perjuangan pemuda Indonesia pada 28 Oktober 1928, yang bertuah menjadikan Indonesia merdeka pada tahun 1945 kini telah kehilangan kekuatannya, kehilangan mukzizat dan daya saktinya untuk mempersatukan bangsa sehingga perpecahan atas nama agama, suku, dan ras makin sering terjadi, kedaulatan bangsa dikoyak-koyak luar dalam…
Kumandang lagu Indonesia Raya saat kini tidak lagi terasa kesakralannya. Di upacara-upacara institusi sekolah maupun instansi pemerintah, koor Indonsia Raya hanya formalitas belaka karena sebagian besar peserta lebih asyik mengobrol. Dalam kenyataannya justru lagu-lagu yang dapat lebih dihayati oleh masyarakat sekarang adalah lagu-lagu komersial dengan tema yang monoton dan tidak membangun jiwa bangsa . Tema-tema yang menginspirasi masyarakat jatuh dalam dunnia cinta individual dan menjauh dari rasa cinta tanah air. Ketika lagu Indonesia Raya dikumandangkan, mereka tidak lagi merasakannya sebagai suatu lagu yang khusus sifatnya, tapi merasakannya sama seperti lagu lainnya. (Padahal lagu lainnya sedikit yang berjiwa kebangsaan) Kehilangan arti dan makna dari lagu kebangsaan dalam waktu yang lama berakibat memperlemah jiwa kebangsaan, dan menurunnya rasa berbangsa dan bernegara. Lemahnya nasionalisme pada sebagian bersar warga negara, akan berdampak pada kewibawaan negara yang semakin jatuh, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
..Di ruang maya yang ada ini, kami berupaya memaknai kembali makna lagu Indonesia raya dan menggali kesakralan kata-katanya…
“Indonesia Tanah Airku, Tanah Tumpah Darahku…Disanalah aku berdiri, jadi pandu ibuku”
Menanamkan rasa memiliki negeri, Tanah Air Indonesia adalah tempat untuk berkarya dan berdarma bakti warga negara Indonesia dengan kerja keras membanting tulang, menguras keringat dan air mata, sampai menumpahkan darah. Sikap setiap warga terhadap ibu pertiwi atau tanah air Indonesia selayaknya sikapnya terhadap ibu kandung.
” Indonesia kebangsaanku, Bangsa dan tanah airku. Marilah kita berseru, Indonesia bersatu ..!”
Setiap warga negara Indonesia, berusaha sedapat mungkin menjauhkan semua hal yang dapat memecah belah Indonesia dan sebagai seruan untuk mengingat persatuan adalah kunci untuk keabadian NKRI.
“Hiduplah tanahku, Hiduplah negeriku, Bangsaku, Rakyatku semuanya, Bangunlah jiwanya, Bangunlah badannya, Untuk Indonesia Raya..”
Seruan yang mengingatkan setiap warga negara Indonesia untuk senantiasa mendoakan negeri ini agar tidak berhenti memberikan kehidupan turun temurun kepada anak negerinya. Harapan agar generasi penerus kelak akan melanjutkan kedaulatan negeri ini dengan Jiwa dan Raga yang telah terbangun. Bangun jiwa diletakkan lebih dahulu dengan maksud warga negara Indonesia haruslah lebih mengutamakan membangun jiwa kebangsaan, ruh nasionalisme, semangat berbangsa dan bernegara, mental spiritual dengan sangat prima, dan menjadi prioritas utama, baru membangun fisik berupa teknologi, infrastruktur, kemapanan hidup masyarakatnya.
“Indonesia Raya merdeka merdeka, Tanahku negeriku yang kucinta (2x)” Berupa doa dan harapan dari bangsa indonesia yang mencintai negerinya agar senantiasa merdeka dari berbagai bentuk penindasan kemanusiaan, seluruh wilayah Indonesia harus benar-benar merdeka, tidak ada lagi penjajahan, penyerobotan dari pihak asing, tidak ada penguasaan daerah oleh pihak asing


Enam puluh Enam tahun sudah indonesia merdeka. 17 agustus 1945 adalah saksi bahwa indonesia telah menjadi bangsa yang utuh dan medeka.  Pada hari itu apa yang menjadi cita-cita bangsa dan seluruh masyarakat indonesia telah tercapai. Tapi mari kita kembali melihat ke belakang mengenai bagaimana perjuangan bangsa indonesia dalam memperoleh kemerdekaan itu.
Pahlawan kita dengan gigih memperjuangkan cita-cita bangsa. Hanya untuk mendapatkan sebuah kemerdekaan dan kehidupan yang lebih baik. Kita lihat bagaimana mereka mempertaruhkan nyawa, jiwa, raga, keluarga dan semuanya yang mereka miliki.
Lebih dari tiga abad mereka berjuang sampai pada akhirnya Ir. Soekarno memproklamirkan teks proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 agustus 1945. Saat itulah sejarah terukir bagi bangsa indonesia. Apa yang menjadi cita-cta dan harapan bangsa telah terwujud. Indonesia telah merdeka dan sang merha putih telah berkibar. LAlu apakah semua sudah selesai dan berhenti sampai di situ ?
Lepas dari itu semua, masih banyak hal yang harus dicapai bangsa indonesia. Tentu tidak hanya itu saja cita-cita yang ingin dicapai bangsa indonesia. Lalu siapa yang akan mewujudkan semua itu kalau bukan kita, segenap bangsa indonesia.
Marilah kita bahu membahu menyongsong indonesia yang lebih baik. Kobarkan semangat nasionalisme demi kemajuan bangsa dan negara kita tercinta. Majulah bangsaku, Indonesia Raya !!!
   


 Kita semua pasti berharap negara ini kedepannya jadi lebih baik, semoga semakin banyak pemimpin yang peduli dengan negara ini, peduli dengan rakyatnya, bisa memimpin dan mengayomi dengan adil, bijaksana dan sesuai dengan amanat rakyatnya.
Dihari ulang tahun yang ke-70 ini harapan kita Indonesia menjadi semakin baik, rakyatnya sejahtera, kemiskinan dan kebodohan berkurang dan Indonesia semakin bersih dari sesuatu yang burukdengan semakin gencarnya pemberantasan akan pemimpin yang tidak memperdulikan rakyat, pemimpin yang menggunakan uang negara untuk kepentingan perut sendiri alias korupsi, pembabatan hutan tanpa ijin, serta pencurian kekayaan alam maupun kekayaan budaya.
Karena penjajahan sekarang ini bukan lagi dalam bentuk fisik, bukan lagi dalam bentuk perang, melainkan penjajahan dalam bentuk pemikiran, penjajahan di bidng ekonomi dan penjajahan budaya oleh negara lain. Untuk itu kita harus terus berjuang, bukan berjuang dengan mengangkat senjata lagi melainkan berjuang untuk bangkit dari keterpurukan, keterpurukan ekonomi, keterpurukan politik, berjuang melawan kemiskinan, berjuang melawan kebodohan agar bangsa ini merdeka dalam arti yang sebenarnya, maju dan disegani oleh bangsa lain.
Hal tersebut tidak dapat terlaksana dengan baik jika kita hanya berangan-angan saja tanpa ada usaha. Untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan melakukan hal-hal yang berguna , hal-hal yang baik yang bisa kita berikan untuk negri ini, sesuatu yang berguna yang bisa kita berikan untuk orang disekitar kita, walaupun itu hal yang kecil. Karena dimulai dari hal-hal yang kecil, maka sesuatu yang besar bisa terwujud karena tidak ada kata terlambat untuk melakukan kebaikan.
Jayalah Terus Indonesia 

Senin, 09 Maret 2015

HIDUP ITU KERAS DAN JAUH DARI KEJUJURAN

Tuhan Maha Besar. Sang merah putih, meski tak lagi semerah darah dan seputih melati, tetapi dia tetap utuh hingga hari ini. Merahnya yang memudar digerogoti waktu, tetap menyiratkan tekad berani semerah darah. Meski putihnya menguning diretas waktu, tetapi putihnya tetap menyiratkan tekad suci seputih melati. Dan dia, adalah perlambang Ibu Pertiwi, yang akan kita bela sampai mati. (NKRI)

Belajarlah jujur pada diri sendiri, lakukan apa kata hati, sehingga kamu tidak perlu lagi menyembunyikan apapun dalam hidupmu 
Jangan takut mencoba, kesalahan adalah guru terbaik jika kamu jujur mengakuinya dan mau belajar darinya.


Hal yang paling sulit adalah mengalahkan diri sendiri, Tapi itu bisa kamu mulai dengan memaafkan diri sendiri. 
Mungkin kamu tidak menyadarinya, tapi hal paling kecil yang kamu lakukan dapat membawa dampak sangat besar bagi orang lain.


Manusia tidak dirancang untuk gagal, tapi manusia-lah yang gagal untuk merancang 
Sukses berjalan dari satu kegagalan ke kegagalan yang lain, tapi jika kita tidak kehilangan semangat



Kebanyakan dari kita tidak mensyukuri apa yang sudah kita miliki, tetapi kita menyesali apa yang belum kita capai 
Maut bukanlah kehilangan terbesar dalam hidup. Kehilangan terbesar adalah apa yg mati dalam sanubari sementara kita masih hidup
 

Jangan pernah menyerah jika kamu masih ingin mencoba. Jangan biarkan penyesalan datang karena kamu selangkah lagi tuk menang

Better late than never
Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali