Selasa, 12 September 2017

MINUM MAKAN DARAH ULAR COBRA SISWA LATIHAN DIKSARMILNAS KORPS MENWA INDONESIA TAHUN 2017

Minum Darah Ular Cobra Dan Makan Dagingnya Pelatihan Siswa diksarmil Menwa sedang melatih siswanya, Bagaimana Cara Bertahan Hidup (Survival ) di Dalam Hutan. Latihan Militer Cobra Survival 2017 yang berlokasi di Pedalaman Hutan perkebunan  ini dihadiri sekitar 49 Siswa Diksar Korps Menwa indonesia dari berbagai Perguruan Tinggi di Indonesia, diantaranya Aceh, Jambi, Padang,Bengkul.lampung,Jawa Timur , jawa Tengah ,jawa Barat dan Ibukota Jakarta Para Siswa Diksarmil yang terdiri dari Pria dan Wanita ini dilatih Khusus agar ahli dalam medan sulit yang berada di Rawa-rawa dan semak belukar Hutan.

Selain itu para Siswa Diksarnil juga dilatih Cara membunuh Ular Cobra untuk dikonsumsi sebagai Minuman dan Makanan. Hal ini diajarkan apabila Perbekalan Makanan Habis, Hewan melata ini dapat dijadikan pengganti makanan. Namun selain Ular Kobra yang dijadikan makanan, Para  Siswa Dksarmil ini juga diwajibkan untuk menyantap dan memasaknya  makan yang menyajikan daging ular sebagai menu masakannya yang tidak banyak  Para Siswa Diksarmil  yang berani menyantap olahan daging ular  Cobra. Selain membayangkan ular sebagai hewan reptile yang menakutkan dan berbahaya bukan santapan yang lazim dimakan


Habis dimakan Empedu  dagingnya darah ular Cobra diminum darahnya, yang konon sangat berkasiat menambah Stamina badan tambah kuat
Dalam situasi apa dimana tujuan paling utama dalam bertahan hidup (SURVIVAL ) tidak usah muluk-muluk berniat berburu mencari hewan liar. Jangankan rusa, kelinci aja susah ditangkap. Gantungkan hidupmu pada hewan-hewan kecil kayak ikan, katak, atau Ular dan Kadal. Namun, pilihan paling aman dalam bertahan hidup adalah menyantap tumbuh tumbuhan. Pisang dan nanas sangat mudah ditemukan di dalam hutan Selain itu,juga bisa mengonsumsi rotan, rebung, daun semanggi, dan paku-pakuan dan harus mempunyai semangat Jiwa Korsa  
Ular Cobra biasa disebut Ular Sendok, karena bila merasa terancam, ular ini akan ambil posisi ‘berdiri’ kira2 20 sampai 40 cm dari atas tanah, dan ‘siap tempur’, dengan kepalanya agak pipih, agak ‘melengkung’ seperti sendok, menghadapi sang ‘musuh