L’ESPRIT DE CORPS BUKAN CAUVIMISME CORPS Jendral Harbord mengatakan dalam THE AMERICAN ARMY IN FRANCE bahwa disiplin dan moral mempengaruhi suara tak terucapkan yang selalu diberikan ketika tugas memanggil (Williem A.Cohen dalam THE ART OF LEADER 1990). Disiplin dan moral menyangkut masalah rohaniah dan terciptanya disiplin dan moral yang tinggi menuntut pula terpeliharanya L’ESPRIT DE CORPS atau JIWA KORSA yang tinggi pula. Tidak mudah membina jiwa korsa, lebih mudah membentuk CAUVINISME CORPS, agar korps tidak terjerumus.
PENGERTIAN
JIWA KORSA
Rapl Linton dalam bukunya (THE STUDY OF MAN) mengatakan bahwa L’ESPRIT DE CORPS adalah THE DEVELOPMENT OF CONSIOUNESS, AFEELING OF UNITY. Jiwa korsa adalah semangat keakraban dalam korps atau corps geest. Jiwa korsa adalah kesadaran korps, perasaan kesatuan, perasaan kekitaan, suatu kecintaan terhadap perhimpunan atau organisasi. Tetapi kebanggaan itu secara wajar, tidak berlebihan, tidak membabi buta.
Rapl Linton dalam bukunya (THE STUDY OF MAN) mengatakan bahwa L’ESPRIT DE CORPS adalah THE DEVELOPMENT OF CONSIOUNESS, AFEELING OF UNITY. Jiwa korsa adalah semangat keakraban dalam korps atau corps geest. Jiwa korsa adalah kesadaran korps, perasaan kesatuan, perasaan kekitaan, suatu kecintaan terhadap perhimpunan atau organisasi. Tetapi kebanggaan itu secara wajar, tidak berlebihan, tidak membabi buta.
Sedangkan
Staplekamps jr. Le luit derat dalam tulisan berjudul corps geest (demilitaire
spectator, 1952) mengemukakan bahwa pengertian jiwa korsa terdiri dari faktor –
faktor :
·
Rasa
hormat, rasa hormat pribadi dan rasa hormat pada organisasi/korps.
·
Setia.
setia kepada sumpah, janji dan tradisi kesatuan serta kawan – kawan satu korps.
·
Kesadaran.
Terutama kesadaran bersama, bangga untuk menjadi anggota korps.
TIDAK
MEMENTINGKAN DIRI SENDIRI DAN SIAP BERKORBAN UNTUK KEPENTINGAN YANG LEBIH
BESAR.
mungkin jiwa korsa ini seperti konsep ashabiyah-nya ibnu khaldun (1332-1406) dalam bukunya yang terkenal muqadimah yang diartikan sebagai rasa senasib sepenanggunngan, perasaan solidaritas, semangat kesatuan (korps), kesadaran kolektif dsb-nya.
Jiwa korsa yang kuat tidak mudah padam selama didalam korps. Di dalam jiwa korsa terkandung di dalamnya loyalitas, merasa ikut memiliki, merasa bertanggung jawab, ingin mengikuti pasang surut serta perkembangan korps-nya. Seorang yang memiliki jiwa korsa tinggi pasti penuh inisiatif, tetapi tahu akan kedudukan, wewenang dan tugas-tugasnya.
Jiwa korsa yang murni dan sejati akan menimbulkan sikap terbuka menerima saran dan kritik, tidak membela kesalahan tetapi justru mengusahakan sesuatu pada proporsi yang sebenarnya. Mau menegur atau memperbaiki sesama warga korps yang berbuat tidak baik dan bukan menutupi kesalahanya, dan berani mawas diri. Dan mengenai loyalitas perlu diartikan lebih luas disamping kepada korps, loyalitas mengandung pengertian pula bahwa apa yang diperbuat harus memberikan manfaat atau kebaikan dimanapun ia berada.
mungkin jiwa korsa ini seperti konsep ashabiyah-nya ibnu khaldun (1332-1406) dalam bukunya yang terkenal muqadimah yang diartikan sebagai rasa senasib sepenanggunngan, perasaan solidaritas, semangat kesatuan (korps), kesadaran kolektif dsb-nya.
Jiwa korsa yang kuat tidak mudah padam selama didalam korps. Di dalam jiwa korsa terkandung di dalamnya loyalitas, merasa ikut memiliki, merasa bertanggung jawab, ingin mengikuti pasang surut serta perkembangan korps-nya. Seorang yang memiliki jiwa korsa tinggi pasti penuh inisiatif, tetapi tahu akan kedudukan, wewenang dan tugas-tugasnya.
Jiwa korsa yang murni dan sejati akan menimbulkan sikap terbuka menerima saran dan kritik, tidak membela kesalahan tetapi justru mengusahakan sesuatu pada proporsi yang sebenarnya. Mau menegur atau memperbaiki sesama warga korps yang berbuat tidak baik dan bukan menutupi kesalahanya, dan berani mawas diri. Dan mengenai loyalitas perlu diartikan lebih luas disamping kepada korps, loyalitas mengandung pengertian pula bahwa apa yang diperbuat harus memberikan manfaat atau kebaikan dimanapun ia berada.
PERANAN
JIWA KORSA
Jiwa korsa bukan hanya penting dikalangan militer saja, tetapi juga diorganisasi manapun. Jiwa korsa yang baik akan menciptakan disiplin ketertiban, moril dan motifasi, tentu saja juga akan meningkatkan ketrampilan profesinya, karena merasa malu apabila tidak mampu. Seorang anggota korps yang benar-benar memiliki jiwa korsa yang tinggi akan menunjukan penampilan yang gagah (tidak loyo dan merendahkan semangat), berani dan segala tingkah lakunya selalu terpuji, karena jiwa korsanya itu telah jadi stimulan untuk menjaga nama baik korpsnya. “ SEORANG YANG INGIN MEMPEROLEH PENGERTIAN YANG MENDALAM MENGENAI DASAR-DASAR ILMU MEDAN HARUS MENGERTI L’ESPRIT DE CORPS “ (VON CLAUSEWITZ). Jiwa korsalah yang menimbulkan semangat, keberanian dan tekad dlam menghadapi medan perang.
Jiwa korsa bukan hanya penting dikalangan militer saja, tetapi juga diorganisasi manapun. Jiwa korsa yang baik akan menciptakan disiplin ketertiban, moril dan motifasi, tentu saja juga akan meningkatkan ketrampilan profesinya, karena merasa malu apabila tidak mampu. Seorang anggota korps yang benar-benar memiliki jiwa korsa yang tinggi akan menunjukan penampilan yang gagah (tidak loyo dan merendahkan semangat), berani dan segala tingkah lakunya selalu terpuji, karena jiwa korsanya itu telah jadi stimulan untuk menjaga nama baik korpsnya. “ SEORANG YANG INGIN MEMPEROLEH PENGERTIAN YANG MENDALAM MENGENAI DASAR-DASAR ILMU MEDAN HARUS MENGERTI L’ESPRIT DE CORPS “ (VON CLAUSEWITZ). Jiwa korsalah yang menimbulkan semangat, keberanian dan tekad dlam menghadapi medan perang.
MEMBINA
JIWA KORSA
Jiwa korsa dapat timbul dari dalam maupun dari luar kessatuan sendiri, namun prosesnya perlu ditumbuhkan melalui pendidikan, kegiatan latihan, penyuluhan dan efektifnya komunikasi. Pengembangan kesadaran korps pada dasarnya saha menimbulkan kesatuan psikologis dan emosional yang memungkinkan timbulnya reaksi emosional yang wajar dan membuat individu bersedia mengorbankan kepentingan pribadinya demi kepentingan kolektif dan melakukan pekerjaan-pekerjaan tanpa diawasi. Membina jiwa korsa hakekatnya membina feeling karena ada sisi irasionalnya, tetapi perancangan rasional dan romantik. Kerasionalan tersebut untuk mencegah agar tidak tergelincir kedalam iklim romantisme (contoh nazi jerman dan fasis itali dsb.) jika membela dan menghormati dengan hikmat simbol misalnya, sebenarnya perbuatan irasional, sebab jika dirasionalkan maka yang dihormati hanya sepotong kain. Tetapi itu dilakukan sebagai sarana pembinaan semangat. Sejarah gemilang korps, benda-benda bersejarah, riwayat anggota yang mengesankan dan prestasi anggota dapat merupakan sarana pembina jiwa korsa. Disamping itu peranan tradisi-tradisi korps, pembinaan disiplin, penampilan-penampilan yang khas akan menumbuhkan jiwa korsa, sebaliknya terciptanya jiwa korsa yang tinggi akan meningkatkan disiplin, pengabdian dan kerja keras. Tidak boleh dilupakan pula lagu-lagu korps yang bersemangat dan semboyan-semboyan serta motto korps. Yang perlu ditekankan adalah didalam membangun jiwa korsa korps harus dijaga jangan sampai menuju chauvinisme. Jiwa korsa tidak bersifat tertutup seperti orang-orang chauvinisme tang tidak mau tahu sesuatu yang datang dari luar korpsnya. Orang-orang chauvinisme selalu berprasangka bahwa yang lain itu jelek dan hanya merekalah yang baik,yang jempolan, yang jagoan, sehingga tidak ada usaha mawas diri. Jika takabur, sombong, yang demikian itu akan menjadi benih kehancuran.
Untuk membina dan memelihara moral tinggi dan semangat korps, ada tulisan dari Dr. Willem A.cohen yang memesankan kepada atasanya:
“BERI KESEMPATAN ORANG LAIN BERPRESTASI,BERSIKAP RIANG GEMBIRA, KETAHUILAH APA YANG TERJADI DAN AMBILAH TINDAKAN, BERIKAN TELADAN PRIBADI, PERTAHANKAN INTEGRITAS PRIBADI, BINALAH SALING PERCAYA DAN PUSATKAN PERHATIAN PADA SUMBANGAN BUKAN PEROLEHAN PRIBADI DAN DORONGLAH SETIAP ORANG BERBUAT SAMA“.
Jiwa korsa sangatlah penting dan perlu dipelihara, namun harus secara wajar, tidak berlebihan, dan tidak dalam arti sempit. Dalam jiwa korsa harus diwaspadai bibit-bibit chauvinisme yang merupakan kecintaan atau solidaritas yang tidak proporsional. Pedoman yang perlu dimainkan atara lain“BERIKAN SEMUA YANG BISA KAU BERIKAN “ dan bukan “ DAPATKAN SEMUA YANG BISA KAU DAPAT “
Jiwa korsa dapat timbul dari dalam maupun dari luar kessatuan sendiri, namun prosesnya perlu ditumbuhkan melalui pendidikan, kegiatan latihan, penyuluhan dan efektifnya komunikasi. Pengembangan kesadaran korps pada dasarnya saha menimbulkan kesatuan psikologis dan emosional yang memungkinkan timbulnya reaksi emosional yang wajar dan membuat individu bersedia mengorbankan kepentingan pribadinya demi kepentingan kolektif dan melakukan pekerjaan-pekerjaan tanpa diawasi. Membina jiwa korsa hakekatnya membina feeling karena ada sisi irasionalnya, tetapi perancangan rasional dan romantik. Kerasionalan tersebut untuk mencegah agar tidak tergelincir kedalam iklim romantisme (contoh nazi jerman dan fasis itali dsb.) jika membela dan menghormati dengan hikmat simbol misalnya, sebenarnya perbuatan irasional, sebab jika dirasionalkan maka yang dihormati hanya sepotong kain. Tetapi itu dilakukan sebagai sarana pembinaan semangat. Sejarah gemilang korps, benda-benda bersejarah, riwayat anggota yang mengesankan dan prestasi anggota dapat merupakan sarana pembina jiwa korsa. Disamping itu peranan tradisi-tradisi korps, pembinaan disiplin, penampilan-penampilan yang khas akan menumbuhkan jiwa korsa, sebaliknya terciptanya jiwa korsa yang tinggi akan meningkatkan disiplin, pengabdian dan kerja keras. Tidak boleh dilupakan pula lagu-lagu korps yang bersemangat dan semboyan-semboyan serta motto korps. Yang perlu ditekankan adalah didalam membangun jiwa korsa korps harus dijaga jangan sampai menuju chauvinisme. Jiwa korsa tidak bersifat tertutup seperti orang-orang chauvinisme tang tidak mau tahu sesuatu yang datang dari luar korpsnya. Orang-orang chauvinisme selalu berprasangka bahwa yang lain itu jelek dan hanya merekalah yang baik,yang jempolan, yang jagoan, sehingga tidak ada usaha mawas diri. Jika takabur, sombong, yang demikian itu akan menjadi benih kehancuran.
Untuk membina dan memelihara moral tinggi dan semangat korps, ada tulisan dari Dr. Willem A.cohen yang memesankan kepada atasanya:
“BERI KESEMPATAN ORANG LAIN BERPRESTASI,BERSIKAP RIANG GEMBIRA, KETAHUILAH APA YANG TERJADI DAN AMBILAH TINDAKAN, BERIKAN TELADAN PRIBADI, PERTAHANKAN INTEGRITAS PRIBADI, BINALAH SALING PERCAYA DAN PUSATKAN PERHATIAN PADA SUMBANGAN BUKAN PEROLEHAN PRIBADI DAN DORONGLAH SETIAP ORANG BERBUAT SAMA“.
Jiwa korsa sangatlah penting dan perlu dipelihara, namun harus secara wajar, tidak berlebihan, dan tidak dalam arti sempit. Dalam jiwa korsa harus diwaspadai bibit-bibit chauvinisme yang merupakan kecintaan atau solidaritas yang tidak proporsional. Pedoman yang perlu dimainkan atara lain“BERIKAN SEMUA YANG BISA KAU BERIKAN “ dan bukan “ DAPATKAN SEMUA YANG BISA KAU DAPAT “
Jiwa korsa di artikan
sebagai rasa senasib sepenanggungan, perasaan solidaritas, semangat kesatuan
(corps), kesadaran kolektif dsb.
Dan salah satunya
terdapat di dalam suatu gerakan
Jiwa Korsa berarti
1.Rasa Hormat
2.Kesetiaan
3.Kesadaran
4.Tidak Mementingkan diri sendiri
Didalam jiwa korsa terkandung loyalitas, tanggung jawab,
terbuka, memiliki dedikasi dll. Jiwa Korsa yang kuat tidak mudah padam selama
di korps
Sejarawan militer Amerika Joseph S. Rouchek (1935: 164-174) dalam esai berjudul: Social Attitudes of the Soldier in War Time, menyatakan faktor utama yang membedakan warga sipil dengan kombatan, seperti anggota militer terletak pada faktor hilangnya semua kepribadian dan individualisme.
"Saat seorang sipil menjadi militer, maka rasa nyaman berada di ruang pribadi mesti lenyap. Mereka harus menghilangkan inisiatif, sikap mematut diri, dan bekerja sama dengan rekan seperjuangan."
Sementara Willard Waller (1899-1945) dalam bukunya berjudul Willard W. Waller On The Family, Education, and War mengatakan, militer terbiasa memiliki budaya yang berbeda dari golongan masyarakat lain. Mereka memiliki tradisi sendiri yang dibentuk melalui latihan-latihan khusus.
Perwujudan dari budaya itu terbawa dalam diri seorang militer selama dia hidup sampai mati. Hal itu terwakili mulai dari lagu-lagu, rumor, mitos, sampai bahasa-bahasa slank khas tentara.
Menurut dia, jiwa korsa seorang tentara modern tidak hanya mengandalkan patriotisme. Berkaca pada pengalaman Legiun Caesar zaman Romawi dulu, seorang prajurit harus memiliki kepercayaan kuat pada rekan, dan jiwa korsa ini terbukti lebih mudah muncul dibanding semangat tempur.
Sementara itu Ralph Linton, Antropolog Amerika menyebut situasi tersebut sebagai asimilasi. Saat seseorang menjadi seorang personil militer, secara otomatis dia menceburkan diri dan beradaptasi dengan prinsip-prinsip hidup yang sangat kental dengan nuansa militer.
Salah satu penanda bahwa sistem sosial khas tentara ini sukses adalah ketika personil militer dapat menunjukkan esprit de corps, alias solidaritas korps.
Parameter buat mengukur sikap korsa dalam dunia militer tidak cukup hanya mengandalkan kemampuan tempur. Tentara tidak boleh sekadar terampil, tapi dia juga harus memiliki kebanggaan tergabung dalam sebuah kesatuan.
Lalu apakah dengan alasan solidaritas jiwa korsa tentara boleh melakukan penyerangan seperti itu?
JIWA KORSA diperkenalkan oleh ahli perang ulung asal Perancis Napoleon Bonaparte
Kamus Bahasa Inggris, Merriam Webster, definisi ESPRIT DE CORPS adalah rasa kebersamaan yang dimiliki setiap satuan anggota kelompok dan dalam diri sendiri dalam mengobarkan rasa semangat yang kuat, kesetiaan, serta bakti yang tulus demi kehormatan dan kekompakan kelompok menjadikan rasa ikut memiliki dan ikut merasa tanggung jawab satu rasa dan satu penangguan senasib dalam permasalahan yang dihadapi
KIta semua pasti masih ingat mengenang waktu kecil kita bermain main apa saja dengan kawan kecil kita sebenarnya tanpa kita sadari penanaman rasa kebersamaan sudah dari kecil kita sudah ada rasa jiwa kebersamaan semua itu tanpa kita sadari bersama mungkin cara anak anak dulu dan anak anak sekarang berbeda cara kebersamaan bermain seperti kita dulu,kita masih kecil sudah ada rasa jiwa korsa bersama kesempatan bermain banyak peluang tempat untuk bermain dengan kawan kawan lain tidak memandang suku dan agama dan dari manapun mereka berada dalam lingkungan bermain itu sudah menunjukan tidak ada campur baurnya berpolitik orang lain dan saling menyudutkan seseorang kita semua tidak mengenal apa itu prestasi dan kebangggan kelompok tapi sekarang coba kita lihat perbuatan anak anak sekarang bermain membuat gang gang untuk kejahatan contohnya gang motor waktu kecil kita cukup dengan riang gembira bersama bermain tidak melakukan pelanggaran hukum ketahuilah apa yang terjadi sekarang kita sudah dewasa dan mempunyai pikiran pasti berbeda cara sudut pandang pikiran kita berubah mengamil tindakan tindakan atau keputusan semaunya tanpa peduli kawan lagi hanya mementingkan pribadi dan kelompoknya mempertahankan hidup dan tidak ada saling membina dan percaya diri lagi kita semua ingin mempunyai integritas pribadi yang baik dan saling mengenal dan membina satu sama lain untuk kebersamaan dalam kebaikan dan mendorong setiap orang berbuat baik pada sesamanya dan tidak mengenal dari suku dan agama manapun bila kita mengingat kita kecil bermain main pasti sama kita bermain bersama sama Jiwa korsa sangatlah penting dan perlu dipelihara, namun harus secara wajar, tidak berlebihan, dan tidak dalam arti sempit. Dalam jiwa korsa harus diwaspadai bibit-bibit menyudutkan agama- sosial budaya yang merupakan kebencian maka kecintaan atau solidaritas yang proporsional. Pedoman yang perlu dimainkan atara lain“BERIKAN SEMUA YANG BISA KAU BERIKAN “ dan bukan “ DAPATKAN SEMUA YANG BISA KAU DAPAT “
Ada kata pepatah ” Kenali
dirimu, kenali lawanmu, kenali medan juangmu, maka kemenanganmu akan kau
dapat”, hal utama untuk sukses keberhasilan adalah dengan cara mengenali diri
sendiri. Mampu mengenali kelebihan dan kelemahan kita adalah langkah awal menuju
sukses dan jangaan lupa rasa kebersamaan jiwa korsa sebagai mempersatu
keberhasilan..tanpa semangat jiwa korsa tidak ada apa apa untuk mencapai
keberhasilan yang sukses
My
Strengths in Teamwork Skill
1. Mampu kompak dan solid untuk membangun suasana teamwork jiwa korsa
1. Mampu kompak dan solid untuk membangun suasana teamwork jiwa korsa
yang konstruktif.
2. Mampu menghargai pendapat kelompok , ide, maupun gagasan yang
2. Mampu menghargai pendapat kelompok , ide, maupun gagasan yang
bertolak belakang dengan kita.
3. Tanggung jawab terhadap peran dalam teamwork
3. Tanggung jawab terhadap peran dalam teamwork
My
Weakness in Teamwork Skill
1. Kurang cakap mengkomunikasikan opini/pendapat, jikapun bisa masih terbata
bata.
2My Strengths in Leadership Skill
1. Pandai mengatur emosi. Emosi yang terlalu melonjak dapat menurunkan semangat anggota.
2. Tidak pilih kasih terhadap bawahan.
3. Tanggung jawab
4. Semangat memotivasi anggota
2My Strengths in Leadership Skill
1. Pandai mengatur emosi. Emosi yang terlalu melonjak dapat menurunkan semangat anggota.
2. Tidak pilih kasih terhadap bawahan.
3. Tanggung jawab
4. Semangat memotivasi anggota
My
Weakness in Leadership Skill
1. Kurang memahami bagaimana pembagian peran anggota dalam teamwork.
2. Butuh waktu untuk memahami kepribadian para anggota teamwork
3. Kurang mampu untuk mengelola kelemahan anggota dan mengubahnya menjadi kekuatan/kelebihan.
Sesuatu yang baik, belum tentu
benar. Sesuatu yang benar, belum tentu baik. Sesuatu yang bagus, belum tentu
berharga. Sesuatu yang berharga, belum tentu bagus....
Pribahasa
: Maju terus Pantang mundur
DISIPLIN
ADALAH NAFASKU
KESETIAN ADALAH KEBANGGAANKU
KEHORMATAN ADALAH DIATAS SEGALA GALANYA
1. Kurang memahami bagaimana pembagian peran anggota dalam teamwork.
2. Butuh waktu untuk memahami kepribadian para anggota teamwork
3. Kurang mampu untuk mengelola kelemahan anggota dan mengubahnya menjadi kekuatan/kelebihan.
memberi salam semangat @JIWA KORSA dan menerima salam adalah
keseimbangan,
agar terkendali dan tetap berjalan dengan tujuan
agar sampai kepada harapan dan cita cita
agar diantara kita dalam kbersamaan tidak ada yang tersakiti
dan menyakitkan
karena hidup SATU KORSA adalah sebuah tempat pilihan,
karena hidup kebersamaan
juga adalah sebuah bentuk cermin,
sebelum kita berbuat baik kepada orang,
berbuatlah dan lakukanlah kepada diri sendiri,
dan selanjutnya persaudaraan sangat dibutuhkan kita semua
Niscaya ................apa yang ...kita pikirkan..
akan merasa senang
yang mereka juga akan merasakan
niscaya persaudraan antar kawan ini yang penuh kebersamaan kita bisa saling
bersalam salaman saling mengenal satu sama yang lain
dari semua kata kata
ke bersamaan jiwa korsa merupakan cermin makna dari KOMPAK itu sendiri. KOMPAK
bisa dikatakan sebagian dari KOMITMEN,
PLURALITAS -AKSI -AKTIF - KEBERSAMAAN-banyak seperti dapat kita artikan secara
positifnya dari KESETIA KAWANAN dan KEBERSAMAAN serta JIWA KORSA kita kenal
dalam arti KESATUAN arti sebenarnya Kompak dalam persatuan adalah kebersamaan dari satu
sama lain tidak ada suatu perbedaan antara kita kaya miskin hitam putih semua
sama membentuk suatu team yang solid..ibarat kita bermain bola untuk menuju
keberhasilan dan kemenangan
Sesuatu yang baik, belum tentu
benar. Sesuatu yang benar, belum tentu baik. Sesuatu yang bagus, belum tentu
berharga. Sesuatu yang berharga, belum tentu bagus....
KESETIAN ADALAH KEBANGGAANKU
KEHORMATAN ADALAH DIATAS SEGALA GALANYA
j
Nasionalisme merupakan roh suatu bangsa,
jadi apabila ia memudar
dan pada akhirnya nanti hilang maka bangsa itu
akan mati. Demikian
juga
ikatan solidaritas sosial, jika memudar, maka yang terjadi adalah
kekacauan sosial atau pertikaian sesama anak bangsa.
Agar bangsa ini tidak mati serta hidup rukun, perlu
meningkatkan kesadaran
cinta tanah air, persatuan dan kesatuan serta
mendorong kebanggaan sbg
bangsa Indonesia yang sangat berpotensi menjadi bangsa
besar, bermartabat, damai
dan sejahtera. Hal tersebut sangat tergantung
Kepada Bangsa da Rakyat Indonesia
Jangan Kau Hancurkan Negara
Indonesia
dengan kemauan sendiri dan kelompok untuk kepentingan sesuatu
yang tidak mungkin terjadi
Nasionalisme merupakan roh suatu bangsa,
jadi apabila ia memudar
dan pada akhirnya nanti hilang maka bangsa itu
akan mati. Demikian juga
akan mati. Demikian juga
ikatan solidaritas sosial, jika memudar, maka yang terjadi adalah
kekacauan sosial atau pertikaian sesama anak bangsa.
Agar bangsa ini tidak mati serta hidup rukun, perlu meningkatkan kesadaran
cinta tanah air, persatuan dan kesatuan serta mendorong kebanggaan sbg
bangsa Indonesia yang sangat berpotensi menjadi bangsa
besar, bermartabat, damai
dan sejahtera. Hal tersebut sangat tergantung
Kepada Bangsa da Rakyat Indonesia
Kepada Bangsa da Rakyat Indonesia
Jangan Kau Hancurkan Negara
Indonesia
dengan kemauan sendiri dan kelompok untuk kepentingan sesuatu
yang tidak mungkin terjadi
kepada bangsa Indonesia, karena maju mundurnya suatu bangsa bukan karena
orang lain melainkan oleh bangsa itu sendiri.
kebersamaan
bukan kata tapi jiwa
terasa dalam dada seindah purnama...
kebersamaan bukan curahan tapi jawaban
syarat makna akan keajaiban dan kekuatan..
kebersamaan bukan sandaran tapi asupan
memberi semangat tanpa batasan..
kebersamaan
bukan mata tapi telinga
siap mendengar kadang tak seksama..
kebersamaan
bukan kaki tapi tangan
slalu merangkul dalam kehangatan..
kebersamaan
bukan angin tapi air
mengalir segar dengan kejernihan..
kebersamaan
bukan langit tapi bumi
menjadi pijakan dalam kehidupan..
kebersamaan
bukan hujan tapi pelangi
mengindahkan pribadi ketika turunnya air mata..
kebersamaan takkan selamanya,
akan ada akhir dalam ceritanya...
terimalah... kenanglah... jadikan yang terindah
“BERIKAN
SEMUA YANG BISA KAU BERIKAN “ dan bukan “ DAPATKAN SEMUA YANG BISA KAU DAPAT “
DEWASA DALAM BERPIKIR
MATANG DALAM BERTINDAK
JUJUR DALAM KEPERIBADIAN
kebersamaan
bukan kata tapi jiwa
terasa dalam dada seindah purnama...
kebersamaan bukan curahan tapi jawaban
syarat makna akan keajaiban dan kekuatan..
kebersamaan bukan sandaran tapi asupan
memberi semangat tanpa batasan..
terasa dalam dada seindah purnama...
kebersamaan bukan curahan tapi jawaban
syarat makna akan keajaiban dan kekuatan..
kebersamaan bukan sandaran tapi asupan
memberi semangat tanpa batasan..
kebersamaan
bukan mata tapi telinga
siap mendengar kadang tak seksama..
siap mendengar kadang tak seksama..
kebersamaan
bukan kaki tapi tangan
slalu merangkul dalam kehangatan..
slalu merangkul dalam kehangatan..
kebersamaan
bukan angin tapi air
mengalir segar dengan kejernihan..
mengalir segar dengan kejernihan..
kebersamaan
bukan langit tapi bumi
menjadi pijakan dalam kehidupan..
menjadi pijakan dalam kehidupan..
kebersamaan
bukan hujan tapi pelangi
mengindahkan pribadi ketika turunnya air mata..
mengindahkan pribadi ketika turunnya air mata..
kebersamaan takkan selamanya,
akan ada akhir dalam ceritanya...
terimalah... kenanglah... jadikan yang terindah
akan ada akhir dalam ceritanya...
terimalah... kenanglah... jadikan yang terindah
“BERIKAN
SEMUA YANG BISA KAU BERIKAN “ dan bukan “ DAPATKAN SEMUA YANG BISA KAU DAPAT “
DEWASA DALAM BERPIKIR
MATANG DALAM BERTINDAK
JUJUR DALAM KEPERIBADIAN